Minggu, 14 Oktober 2012

Artikel


Artikel Tentang Pengembangan Sikap Keprofesionalan Seorang Guru

Post Tagged Pengembangan Sikap Profesional Guru

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar

04 Aug 2011 - pengembangan terhadap guru merupakan hal mendasar dalam proses pendidikan. Saat ini guru dianggap sebuah profesi yang sejajar dengan profesi yang lain, sehingga seorang guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Guru yang profesional adalah “guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya yang meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial maupun kompetensi pribadi”. Dari kompetensi tersebut guru dapat menciptakan suasana ... seorang guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya.
 Guru yang profesional adalah “guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya yang meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial maupun kompetensi pribadi”.
Dari kompetensi tersebut guru dapat menciptakan suasana dalam belajar menjadi nyaman dan optimal sehingga menumbuhkan persepsi siswa yang positif. Dengan persepsi yang potif tersebut akan menumbuhkan motivasi siswa dan Guru Terhadap Prestasi Belajar yang Dimediasi oleh Motivasi Belajar Siswa (Studi pada siswa Kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Islam Malang Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) : Drs. Sapir.S.Sos, M.Si. Pembimbing (II) : Dwi Wulandari, SE., M.M. Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah.
Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar yang Dimediasi oleh Motivasi Belajar Siswa (Studi pada siswa Kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Islam Malang Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) : Drs. Sapir.S.Sos, M.Si. Pembimbing (II) : Dwi Wulandari, SE., M.M. Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. 


Tugas Studi Kasus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara mendalam untuk membantu penyesuaian diri yang lebih baik. Studi kasus ini dapat dilakukan dalam upaya memahami seseorang dengan mengumpulkan, menyusun dan mempelajari data-datanya agar sifat dan sebab masalah yang dihadapi iti dapat diketahui serta dilakukan usaha untuk mengatasinya.
Pelaksanaan studi kasus ini memerlukan data yang meliputi berbagai aspek kepribadiannya sehingga memerlukan juga waktu yang relatif cukup lama. Studi kasus bersifat integratif dan komprehensif  maka dalam melakukannya harus menggunakan berbagai macam metode pendekatan.
Studi kasus dilakukan terhadap individu yang menunjukan gejala yang mengalami kesulita atau masalah yang cukup serius sehingga membutuhkan bantuan yang cukup serius jug, karena apabila individu yang bermasalah tersebut dibiarkan maka akan menghambat perkembangan dirinya dalam memahami diri sendiri, lingkungan, dan merencanakan masa depannya.
Langkah-langkah melakukan studi kasus dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a.       Deskripsi masalah
b.      Diagnosis masalah, merupakan langkah selanjutnya untuk meentukan dan menyimpulkan masalah dan penyebab masalahnya.
c.       Pragnosis masalah, merupakan langkah selanjutnya dalam menentukan/ merencanakan jenis bantuan yang akan diberikan.
d.      Terapi/Treatment, pemberian bantuan kepada seseorang yang sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosa.
e.       Evaluasi, untuk mengetahui apakah teratment yang telah diberikan berhasil dengan baik.





B.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dari studi kasus ini akan memunculkan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Apakah masalah yang sedang dihadapi dalam kasus itu?
2.      Apakah faktor-faktor yang menimbulkan masalah tersebut?
3.      Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?


C.    TUJUAN
Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan bantuan dalam menghadapi permasalahan untuk memperoleh perbaikan selanjutnya. Dari studi kasus ini akan diperoleh data tentang masalah yang sedang dihadapi dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga didapat jawaban bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.


D.    MANFAAT
Dengan studi kasus ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah dapat membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalahnya dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan.














BAB II
STUDI  KASUS
A.    Gambaran Umum
X adalah seorang anak perempuan, ia tinggal bersama orang tuanya dan 2 orang saudaranya. X merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. X berasal dari keluarga yang cukup mampu. Papanya adalah seorang karyawan perusahaan yang cukup besar, mamanya tidak bekerja hanya dirumah menjadi ibu rumah tangga. Kakaknya bekerja di perusahaan tempat dimana papanya bekerja, dan adiknya masih duduk di bangku SMP.
X tergolong anak yang bermasalah disekolahnya, ia beberapa kali dipanggil guru kekantor karena sering membangkang perintah guru dan sering berada dikantin pada saat jam belajar. Dikelas x disenangi oleh teman-temannya.
X sering membantah guru apabila di beri PR ia tidak pernah mengerjakannya ia selalu meminta contekan kepada teman-temannya. Kelihatannya kasus ini biasa tetapi jika di biarkan terus-menerus ini akan menghambat masa depannya.
Untuk dapat mengindentifikasi kasus x secara lebih mendalam lagi, maka perlu didukung oleh berbagai data dan informasi baik melalui observasi maupun wawancara. Adapun data pendukung tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
















1.      Identitas
1.1  Biodata Diri
Nama                                       : X
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Usia                                         :18 Tahun
Tempat/Tanggal Lahir             : Prabumulih, 20 September 1992
Agama                                     : Islam
Alamat                                    : Jl. Nangka BelPas Prabumulih
Anak Ke                                  : 2 dari 3 bersaudara
Status Dalam Keluarga           : Anak Kandung

1.2  Biodata Keluarga
Nama Orang Tua Kandung
Ayah                      : MF
Ibu                          : TF
Agama
            Ayah                : Islam
            Ibu                    : Islam
Pendidikan Terakhir Orang Tua
            Ayah                : S1
            Ibu                    : SMA
Pekerjaan
            Ayah                : Karyawan Swasta
            Ibu                    : IRT
Alamat Orang Tua : Jl. Nangka BelPas Prabumulih

1.3  Keadaan Fisik
X secara fisik tergolong anak yang normal. Kulitnya berwarna putih. Tinggi badannya 163 cm, beratnya 50 kg.




1.4   Keadaan Keluarga
X adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Papanya sebagai karyawan perusahaan, mamanya tidak bekerja. Kakaknya bekerja ditempat papanya bekerja, dan adiknya masih duduk dibangku SMP.

2.      Prestasi Belajar
Berdasarkan dari observasi nilai-nilai yang didapatkan oleh X, prestasinya tergolong rendah dikelasnya. Hanya nilai Kesenian yang terlihat baik dari mata pelajaran yang lain. X paling tidak suka pelajaran berhitung.
Berdasarkan wawancara dengan teman-temannya, X adalah sosok yang pemalas, sering tidak masuk kelas dan suka membangkang guru. X adalah anak yang menyenangkan bagi teman-teman dekatnya. X sering keluar masuk kelas ia lebih senang untuk duduk di Lab Music dan Kantin daripada belajar dikelas sehingga ia sering tertinggal pelajarannya.
X sangat antusias jika sedang mengikuti pelajaran kesenian  lebih menarik baginya. Karena disekolahnya selama pelajaran kesenian di Ruang Lab khusus kesenian. Saat ditanya “mengapa kamu suka pelajaran kesenian daripada pelajaran yang lainnya??” X ” Enjoy….. karena kami langsung bisa praktek apalagi sarananya memadai”.
Salah satu cara agar siswa tertarik dengan mata pelajaran lainnya adalah seperti yang dikatakan oleh X, langsung berhadapan dengan Objek yang berkaitan ataupun dengan cara lainnya.










3.      Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa, papa X adalah karyawan perusahaan yang sukses dalam pekerjaan dan semua kebutuhan keluarga dapat dipenuhi, mamanya hanya bertugas mengurus rumah tangga, kakaknya bekerja ditempat yang sama sengan papanya, dan adiknya masih duduk di bangku SMP.
Bangunan rumahnya betlantai dua besar dan cukup mewah. Memiliki empat kamar tidur, dua di lantai atas dan dua di lantai dasar, ruang keluarga, ruang tamu, dapur dan ruang makan. Fasilitas lainnya pun cukup lengkap seperti fasilitas belajar.
Dari keterangan diatas X adalah anak yang kurang perhatian dari papanya karena sangat sibuk dengan pekerjaan dikantor dan sering pergi keluar kota. X sadar dengan apa yang telah diberikan orangtua padanya tetapi kebutuhannya bukan hanya materi melainkan perhatian dan keharmonisan keluarga yang terutama.

4.      Sosial
Dilihat dari kesehariannya X termasuk anak yang mudah bergaul. Ia mau berteman dengan siapa saja tanpa membedakan latarbelakang teman-temannya. Kegiatan yang diikuti X disekolah hanyalah Chearleaders, itupun jika orang tuanya mau mengantarkannya kesekolah. Ia lebih senang dirumah teman-temannya daripada dirumahnya sendiri karena dirumahnya sepi.
Untuk mengetahui tinggkat kepopularitasan X dikelasnya, maka dilakukan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling yaitu Satuan Pendukung Aplikasi Instrumentasi. Berupa Sosiometri, Sosiometri digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seseorang pada lingkungannya. Berdasarkan data sosiometri dapat diketahui bahwa X ini dipilih teman-temanya, dalam kategori teman yang disenangi. Tetapi timbal balik dari data sosiometri tersebur. X dipilih oleh Amy dan Ayyu juga ada temannya yang lain, akan tetapi X tidak memilih mereka X lebih memilih Andre dan Dewi. Itu terjadi karena Andre dan Dewi lah yang sering membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah sedangkan teman-teman yang lain hanya asik untuk hura-hura menghabiskan uang saja.

5.      Penggunaan Waktu Luang  
Dari wawancara dapat diketahui bagaimana kegiatan X untuk mengisi waktu luangnya. Pada saat pagi, sebelum sekolah tidak ada kegiatan yang dilakukannya hanya bangun tidur dan langsung bersiap-siap sekolah dan tidak lupa untuk menyantap sarapan yang telah disiapkan oleh orang tuanya dimeja. Minta uang saku pada orangtuanya meskipun ia sudah punya uang bulanan tapi tiap hari ia masih dikasih tambahan. Karena bangunnya sudah siang ia hampir setiap hari telat masuk sekolah tiap hari pula ia harus berurusan dengan satpam sekolah yang peraturannya kendaraan tidak bisa masuk jika terlambat. Bahkan ia sering langsung berurusan dengan guru piket.
Pada saat bel istirahat, X langsung pergi kekantin tempat dimana ia makan dan berkumpul dengan teman-temannya. X dan teman-temannya sering lupa waktu jika berada dikantin sehingga sering terlambat masuk kelas seusai jam istirahat.
Pada waktu ujian juga X jarang sekali terkihat belajar bahkan memegangg buku untuk dibaca. Ia lebih suka ngeDance dari pada belajar pada waktu luangnya.
Jangankan keperpustakaan untuk membaca dan meminjam buku, di tasnya saja hanya terdapat beberapa buku tulis yang tidak pernah ia keluarkan pada saat pulang sekolah.

Apabila X mempunyai tugas dari gurunya X sering ijin untuk ke UKS dengan alasan sakit karena ia belum mengerjakan tugas dari pada ia dimarahin guru lebih baik ia keluar saja. Atau dengan mengCopy pekerjaan temannya sebelum tugas itu akan dikumpul.
Setelah bel sekolah berbunyi tandanya jam pulang telah tiba. X dan teman-temannya langsung menuju parkiran tempat kendaraan mereka, X dan temannya tidak langsung pulang melainkan mereka merencankan kegiatan setelah pulang sekolah ini akan kemana dan ngapain. Mereka memilih untuk pergi kerumah salah satu temannya untuk berkumpul.
Setelah sore barulah X beranjak pulang kerumahnya dan sesampai ia dirumah langsung saja menuju kekamarnya dan tidur-tiduran. Karena ia sudah terbiasa tidak pernah membantu pekerjaan rumahnya jadi ia hanya tidur dan santai semua pekerjaan rumahnya orangtuanya lah yang mengatur X dan saudaranya hanya menikmati saja.
Dari gambaran diatas X adalah anak yang tidak bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Padahal semua fasilitas sudah ia dapatkan dari rumahnya maupun dari sekolahnya sendiri.






















    
B.     Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah selanjutnya untuk menentukan dan menyimpulkan masalah dan penyebab masalah itu terjadi. Berdasarkan analisis dari berbagai data dan informasi yang didapat melalui observasi dan wawancara sebelumnya. Adapun penyebab munculnya masalah-masalah pada diri X tersebut adalah sebagai berikut:
·         Kurangnya motivasi dari lingkungan keluarga X (Orang tua dan kakanya yang sibuk bekerja dan sering berada diluar kota) serta sangat lemahnya perhatian dari orangtua.
·         X tidak bisa membagi waktu dengan baik
·         Terbiasaanya dalam kehidupan yang mewah menyebabkan ia sering menghabiskan uang semaunya (kontrol orang tua kurang dalam kebutuhan anak)














C.    Prognosis
Prognosis merupakan langkah selanjutnya dalam menentukan/ merencanakan jenis bantuan yang akan diberikan. Prognosis disebut juga dengan prediksi atau ramalan tentang jenis bantuan apa yang cocok untuk membantu konseli setelah dilakukannya diagnosis.
Untuk membantu X, jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya adalah sebagai berikut:
ð  Pemberian Layanan Informasi
Pemberian layanan informasi ini adalah untuk mengembangkan fungsi pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan sosialnya. Pengembangan fungsi pemahaman terhadap diri sendiri ini perlu diinformasikan sehingga X mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif. X mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna, mampu belajar mandiri. Sedangkan pengembangan fungsi pemahaman terhadap lingkungan sosialnya  perlu diinformasikan agar X dapat beradaptasi dengan baik dan dapat memilih teman yang baik dalam bergaul agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kedepannya.
ð  Pemberian Layanan Penempatan dan Penyaluran
Pemberian layanan penempatan dan penyaluran ini adalah untuk membantu X memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sehingga X memperoleh tempat yang tepat untuk mengembangkan potensinya.










D.    Terapi/Treatment
Terapi adalah pemberian bantuan kepada seseorang yang sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosa. Bentuk terapi yang mungkin dapat diberikan adalah layanan informasi dan layanan penempatan dan penyaluran dalam ruang lingkup bidang bimbingan pengembangan pribadi.
Dalam kasus X ini, seharusnya lebih banyak diberikan berbagai informasi tentang kehidupan sebagai makhluk individu dan sosial yang tidak bisa lepas dari norma-norma yang sangat mengikat erat dengan kehidupan manusia. Yang akan dibahas adalah bagaimana menjadi seorang anak yang dapat memikirkan masa depan dan berusaha untuk meraihnya, sehingga kelak dapat berguna bagi keluarga dan masyarakat.
Selanjutnya layanan penempatan dan penyaluran. Tujuannya agar diperoleh tempat yang sesuai bagi X untuk mengembangkan potensinya. Dalam hal ini akan lebih diarahkan pada kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti disekolahnya.




















TOPOGRAFI








Dalam kasus X ini, X banyak harus banyak diberikan berbagai informasi tentang bagaimana seorang anak yang dapat memikirkan masa depan dan berusaha untuk meraihnya, sehingga kelak berguna bagi keluarga dan masyarakat. X juga perlu layanan penempatan dan penyaluran agar X dapat mengembangkan potensi yang ia miliki.
 
 

































E.     Evaluasi
Untuk mengetahui apakah terapi yang telah diberikan diatas berhasil dengan baik, artinya kemajuan atau gagal. Jika ternyata terapi yang diterapkan tersebut tidak berhasil maka perlu ada pengecekan ulang faktor-faktor apa yang mungkin menjadi penyebab kegagalan terapi tersebut.





























F.     Kesimpulan
Dari studi kasus yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Masalah yang dihadapi oleh X disebabkan oleh kurangnya perhatian dan motivasi dari orangtuanya (keluarga), bergaul dengan pergaulan yang salah.
2.      Masalah yang dihadapi oleh X dikarenakan ketidaktahuan tentang pentingnya menuntut ilmu sebagai awal dari usaha untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
















G.    Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut;
1.      Kepada X, agar dapat menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan, dan diharapkan untuk menghargai waktu dan uang yang telah diberikan.
2.      Kepada orangtua, hendaknya dapat memberikan perhatian dan motivasi yang lebih terhadap anak agar anak mempunyai semangat untuk belajar dan orang tua harus berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan pendidikan sianak.