BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Studi kasus dapat diartikan sebagai
suatu teknik untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara
mendalam untuk membantu penyesuaian diri yang lebih baik. Studi kasus ini dapat
dilakukan dalam upaya memahami seseorang dengan mengumpulkan, menyusun dan
mempelajari data-datanya agar sifat dan sebab masalah yang dihadapi iti dapat
diketahui serta dilakukan usaha untuk mengatasinya.
Pelaksanaan studi kasus ini memerlukan
data yang meliputi berbagai aspek kepribadiannya sehingga memerlukan juga waktu
yang relatif cukup lama. Studi kasus bersifat integratif dan komprehensif maka dalam melakukannya harus menggunakan
berbagai macam metode pendekatan.
Studi kasus dilakukan terhadap individu
yang menunjukan gejala yang mengalami kesulita atau masalah yang cukup serius
sehingga membutuhkan bantuan yang cukup serius jug, karena apabila individu
yang bermasalah tersebut dibiarkan maka akan menghambat perkembangan dirinya
dalam memahami diri sendiri, lingkungan, dan merencanakan masa depannya.
Langkah-langkah melakukan studi kasus
dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Deskripsi
masalah
b. Diagnosis
masalah, merupakan langkah selanjutnya untuk meentukan dan menyimpulkan masalah
dan penyebab masalahnya.
c. Pragnosis
masalah, merupakan langkah selanjutnya dalam menentukan/ merencanakan jenis
bantuan yang akan diberikan.
d. Terapi/Treatment,
pemberian bantuan kepada seseorang yang sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosa.
e. Evaluasi,
untuk mengetahui apakah teratment yang telah diberikan berhasil dengan baik.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dari
studi kasus ini akan memunculkan beberapa pertanyaan yaitu:
1. Apakah
masalah yang sedang dihadapi dalam kasus itu?
2. Apakah
faktor-faktor yang menimbulkan masalah tersebut?
3. Bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut?
C.
TUJUAN
Studi kasus ini bertujuan untuk
memberikan bantuan dalam menghadapi permasalahan untuk memperoleh perbaikan
selanjutnya. Dari studi kasus ini akan diperoleh data tentang masalah yang
sedang dihadapi dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga didapat jawaban
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
D.
MANFAAT
Dengan studi kasus ini, manfaat yang
dapat diperoleh adalah dapat membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalahnya
dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan.
BAB
II
STUDI KASUS
A.
Gambaran
Umum
X adalah seorang anak perempuan, ia
tinggal bersama orang tuanya dan 2 orang saudaranya. X merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. X berasal dari keluarga yang cukup mampu. Papanya adalah
seorang karyawan perusahaan yang cukup besar, mamanya tidak bekerja hanya
dirumah menjadi ibu rumah tangga. Kakaknya bekerja di perusahaan tempat dimana
papanya bekerja, dan adiknya masih duduk di bangku SMP.
X tergolong anak yang bermasalah
disekolahnya, ia beberapa kali dipanggil guru kekantor karena sering membangkang
perintah guru dan sering berada dikantin pada saat jam belajar. Dikelas x
disenangi oleh teman-temannya.
X sering membantah guru apabila di beri
PR ia tidak pernah mengerjakannya ia selalu meminta contekan kepada
teman-temannya. Kelihatannya kasus ini biasa tetapi jika di biarkan
terus-menerus ini akan menghambat masa depannya.
Untuk dapat mengindentifikasi kasus x
secara lebih mendalam lagi, maka perlu didukung oleh berbagai data dan
informasi baik melalui observasi maupun wawancara. Adapun data pendukung
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Identitas
1.1
Biodata
Diri
Nama : X
Jenis Kelamin :
Perempuan
Usia :18 Tahun
Tempat/Tanggal
Lahir : Prabumulih, 20
September 1992
Agama : Islam
Alamat : Jl. Nangka
BelPas Prabumulih
Anak Ke : 2 dari 3
bersaudara
Status Dalam
Keluarga : Anak Kandung
1.2
Biodata
Keluarga
Nama Orang Tua
Kandung
Ayah
: MF
Ibu
: TF
Agama
Ayah : Islam
Ibu : Islam
Pendidikan
Terakhir Orang Tua
Ayah : S1
Ibu : SMA
Pekerjaan
Ayah : Karyawan
Swasta
Ibu : IRT
Alamat Orang Tua
: Jl. Nangka BelPas Prabumulih
1.3
Keadaan
Fisik
X
secara fisik tergolong anak yang normal. Kulitnya berwarna putih. Tinggi
badannya 163 cm, beratnya 50 kg.
1.4
Keadaan Keluarga
X
adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Papanya sebagai karyawan perusahaan,
mamanya tidak bekerja. Kakaknya bekerja ditempat papanya bekerja, dan adiknya
masih duduk dibangku SMP.
2. Prestasi Belajar
Berdasarkan
dari observasi nilai-nilai yang didapatkan oleh X, prestasinya tergolong rendah
dikelasnya. Hanya nilai Kesenian yang terlihat baik dari mata pelajaran yang
lain. X paling tidak suka pelajaran berhitung.
Berdasarkan
wawancara dengan teman-temannya, X adalah sosok yang pemalas, sering tidak
masuk kelas dan suka membangkang guru. X adalah anak yang menyenangkan bagi
teman-teman dekatnya. X sering keluar masuk kelas ia lebih senang untuk duduk
di Lab Music dan Kantin daripada belajar dikelas sehingga ia sering tertinggal
pelajarannya.
X
sangat antusias jika sedang mengikuti pelajaran kesenian lebih menarik baginya. Karena disekolahnya
selama pelajaran kesenian di Ruang Lab khusus kesenian. Saat ditanya “mengapa
kamu suka pelajaran kesenian daripada pelajaran yang lainnya??” X ” Enjoy…..
karena kami langsung bisa praktek apalagi sarananya memadai”.
Salah
satu cara agar siswa tertarik dengan mata pelajaran lainnya adalah seperti yang
dikatakan oleh X, langsung berhadapan dengan Objek yang berkaitan ataupun
dengan cara lainnya.
3. Ekonomi
Berdasarkan
hasil wawancara, diketahui bahwa, papa X adalah karyawan perusahaan yang sukses
dalam pekerjaan dan semua kebutuhan keluarga dapat dipenuhi, mamanya hanya
bertugas mengurus rumah tangga, kakaknya bekerja ditempat yang sama sengan
papanya, dan adiknya masih duduk di bangku SMP.
Bangunan
rumahnya betlantai dua besar dan cukup mewah. Memiliki empat kamar tidur, dua
di lantai atas dan dua di lantai dasar, ruang keluarga, ruang tamu, dapur dan
ruang makan. Fasilitas lainnya pun cukup lengkap seperti fasilitas belajar.
Dari
keterangan diatas X adalah anak yang kurang perhatian dari papanya karena
sangat sibuk dengan pekerjaan dikantor dan sering pergi keluar kota. X sadar
dengan apa yang telah diberikan orangtua padanya tetapi kebutuhannya bukan
hanya materi melainkan perhatian dan keharmonisan keluarga yang terutama.
4. Sosial
Dilihat
dari kesehariannya X termasuk anak yang mudah bergaul. Ia mau berteman dengan
siapa saja tanpa membedakan latarbelakang teman-temannya. Kegiatan yang diikuti
X disekolah hanyalah Chearleaders, itupun jika orang tuanya mau mengantarkannya
kesekolah. Ia lebih senang dirumah teman-temannya daripada dirumahnya sendiri
karena dirumahnya sepi.
Untuk
mengetahui tinggkat kepopularitasan X dikelasnya, maka dilakukan kegiatan
pendukung layanan bimbingan dan konseling yaitu Satuan Pendukung Aplikasi
Instrumentasi. Berupa Sosiometri, Sosiometri digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh seseorang pada lingkungannya. Berdasarkan data
sosiometri dapat diketahui bahwa X ini dipilih teman-temanya, dalam kategori
teman yang disenangi. Tetapi timbal balik dari data sosiometri tersebur. X
dipilih oleh Amy dan Ayyu juga ada temannya yang lain, akan tetapi X tidak
memilih mereka X lebih memilih Andre dan Dewi. Itu terjadi karena Andre dan
Dewi lah yang sering membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah sedangkan
teman-teman yang lain hanya asik untuk hura-hura menghabiskan uang saja.
5. Penggunaan Waktu Luang
Dari
wawancara dapat diketahui bagaimana kegiatan X untuk mengisi waktu luangnya.
Pada saat pagi, sebelum sekolah tidak ada kegiatan yang dilakukannya hanya
bangun tidur dan langsung bersiap-siap sekolah dan tidak lupa untuk menyantap
sarapan yang telah disiapkan oleh orang tuanya dimeja. Minta uang saku pada
orangtuanya meskipun ia sudah punya uang bulanan tapi tiap hari ia masih
dikasih tambahan. Karena bangunnya sudah siang ia hampir setiap hari telat
masuk sekolah tiap hari pula ia harus berurusan dengan satpam sekolah yang
peraturannya kendaraan tidak bisa masuk jika terlambat. Bahkan ia sering
langsung berurusan dengan guru piket.
Pada
saat bel istirahat, X langsung pergi kekantin tempat dimana ia makan dan
berkumpul dengan teman-temannya. X dan teman-temannya sering lupa waktu jika
berada dikantin sehingga sering terlambat masuk kelas seusai jam istirahat.
Pada
waktu ujian juga X jarang sekali terkihat belajar bahkan memegangg buku untuk
dibaca. Ia lebih suka ngeDance dari pada belajar pada waktu luangnya.
Jangankan
keperpustakaan untuk membaca dan meminjam buku, di tasnya saja hanya terdapat
beberapa buku tulis yang tidak pernah ia keluarkan pada saat pulang sekolah.
Apabila
X mempunyai tugas dari gurunya X sering ijin untuk ke UKS dengan alasan sakit
karena ia belum mengerjakan tugas dari pada ia dimarahin guru lebih baik ia
keluar saja. Atau dengan mengCopy pekerjaan temannya sebelum tugas itu akan
dikumpul.
Setelah
bel sekolah berbunyi tandanya jam pulang telah tiba. X dan teman-temannya
langsung menuju parkiran tempat kendaraan mereka, X dan temannya tidak langsung
pulang melainkan mereka merencankan kegiatan setelah pulang sekolah ini akan
kemana dan ngapain. Mereka memilih untuk pergi kerumah salah satu temannya
untuk berkumpul.
Setelah
sore barulah X beranjak pulang kerumahnya dan sesampai ia dirumah langsung saja
menuju kekamarnya dan tidur-tiduran. Karena ia sudah terbiasa tidak pernah
membantu pekerjaan rumahnya jadi ia hanya tidur dan santai semua pekerjaan
rumahnya orangtuanya lah yang mengatur X dan saudaranya hanya menikmati saja.
Dari
gambaran diatas X adalah anak yang tidak bisa memanfaatkan waktu luang untuk
belajar. Padahal semua fasilitas sudah ia dapatkan dari rumahnya maupun dari
sekolahnya sendiri.
B.
Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah selanjutnya
untuk menentukan dan menyimpulkan masalah dan penyebab masalah itu terjadi.
Berdasarkan analisis dari berbagai data dan informasi yang didapat melalui
observasi dan wawancara sebelumnya. Adapun penyebab munculnya masalah-masalah
pada diri X tersebut adalah sebagai berikut:
·
Kurangnya motivasi dari
lingkungan keluarga X (Orang tua dan kakanya yang sibuk bekerja dan sering
berada diluar kota) serta sangat lemahnya perhatian dari orangtua.
·
X tidak bisa membagi
waktu dengan baik
·
Terbiasaanya dalam
kehidupan yang mewah menyebabkan ia sering menghabiskan uang semaunya (kontrol
orang tua kurang dalam kebutuhan anak)
C.
Prognosis
Prognosis merupakan langkah selanjutnya
dalam menentukan/ merencanakan jenis bantuan yang akan diberikan. Prognosis
disebut juga dengan prediksi atau ramalan tentang jenis bantuan apa yang cocok
untuk membantu konseli setelah dilakukannya diagnosis.
Untuk membantu X, jenis bantuan yang
akan diberikan diantaranya adalah sebagai berikut:
ð Pemberian
Layanan Informasi
Pemberian
layanan informasi ini adalah untuk mengembangkan fungsi pemahaman terhadap diri
sendiri dan lingkungan sosialnya. Pengembangan fungsi pemahaman terhadap diri
sendiri ini perlu diinformasikan sehingga X mampu memahami dan menerima diri
dan lingkungannya secara objektif, positif. X mampu mengambil keputusan, mampu
mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna, mampu belajar mandiri.
Sedangkan pengembangan fungsi pemahaman terhadap lingkungan sosialnya perlu diinformasikan agar X dapat beradaptasi
dengan baik dan dapat memilih teman yang baik dalam bergaul agar tidak terjadi
hal-hal yang dapat merugikan kedepannya.
ð Pemberian
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Pemberian
layanan penempatan dan penyaluran ini adalah untuk membantu X memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat sehingga X memperoleh tempat yang tepat
untuk mengembangkan potensinya.
D.
Terapi/Treatment
Terapi adalah pemberian bantuan kepada
seseorang yang sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosa.
Bentuk terapi yang mungkin dapat diberikan adalah layanan informasi dan layanan
penempatan dan penyaluran dalam ruang lingkup bidang bimbingan pengembangan
pribadi.
Dalam kasus X ini, seharusnya lebih
banyak diberikan berbagai informasi tentang kehidupan sebagai makhluk individu
dan sosial yang tidak bisa lepas dari norma-norma yang sangat mengikat erat
dengan kehidupan manusia. Yang akan dibahas adalah bagaimana menjadi seorang
anak yang dapat memikirkan masa depan dan berusaha untuk meraihnya, sehingga
kelak dapat berguna bagi keluarga dan masyarakat.
Selanjutnya layanan penempatan dan
penyaluran. Tujuannya agar diperoleh tempat yang sesuai bagi X untuk
mengembangkan potensinya. Dalam hal ini akan lebih diarahkan pada kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti disekolahnya.
TOPOGRAFI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dalam kasus X ini, X banyak harus
banyak diberikan berbagai informasi tentang bagaimana seorang anak yang
dapat memikirkan masa depan dan berusaha untuk meraihnya, sehingga kelak
berguna bagi keluarga dan masyarakat. X juga perlu layanan penempatan dan
penyaluran agar X dapat mengembangkan potensi yang ia miliki.
|
|
E.
Evaluasi
Untuk mengetahui apakah terapi yang
telah diberikan diatas berhasil dengan baik, artinya kemajuan atau gagal. Jika
ternyata terapi yang diterapkan tersebut tidak berhasil maka perlu ada
pengecekan ulang faktor-faktor apa yang mungkin menjadi penyebab kegagalan
terapi tersebut.
F.
Kesimpulan
Dari studi kasus yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah
yang dihadapi oleh X disebabkan oleh kurangnya perhatian dan motivasi dari
orangtuanya (keluarga), bergaul dengan pergaulan yang salah.
2. Masalah
yang dihadapi oleh X dikarenakan ketidaktahuan tentang pentingnya menuntut ilmu
sebagai awal dari usaha untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
G.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari
studi kasus ini adalah sebagai berikut;
1. Kepada
X, agar dapat menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan,
dan diharapkan untuk menghargai waktu dan uang yang telah diberikan.
2. Kepada
orangtua, hendaknya dapat memberikan perhatian dan motivasi yang lebih terhadap
anak agar anak mempunyai semangat untuk belajar dan orang tua harus
berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan pendidikan
sianak.